RSUD Asy-Syifa’ Miliki Delapan Unit Alat Cuci Darah

 
Sumbawa Barat – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Asy-Syifa’ Sumbawa Barat memiliki delapan unit alat untuk melakukan cuci darah atau hemodialisis.

Cuci darah memang menjadi salah satu terapi pengobatan yang penting bagi pasien gagal ginjal. Banyak orang yang merasa khawatir dan cemas saat harus melalui prosedur ini karena akan menyita tenaga, waktu dan pikiran.

“Saat ini, kami baru memiliki 8 unit alat cuci darah di RSUD Asy-Syifa’ yang digunakan dari hari senin hingga sabtu,” kata Direktur RSUD Asy-Syifa’ dr. Carlof melalui Kepala Bidang Pelayanan H. Suhodo saat dihubungi media ini via whattshapp, Senin (20/06/2022).

Ia menjelaskan, bahwa Ketika seseorang menderita gagal ginjal, maka mereka harus melakukan berbagai prosedur pengobatan seperti cuci darah. Untuk melakukan cuci darah, tentunya dapat mengorek kantong karena biayanya yang mahal.

“Akan tetapi, bagi pasien yang ingin cuci darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Asy-Syifa’ Sumbawa Barat tidak perlu mengorek kantong lagi, karena seluruh pembiayaannya di tanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,” ujarnya.

Cuci darah merupakan prosedur untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah tidak bisa bekerja dengan baik akibat kerusakan pada organ tersebut. Prosedur ini juga membantu mengontrol tekanan darah dan menyeimbangkan kadar mineral dalam darah, seperti kalium, natrium, dan kalsium.

Cuci darah akan dihentikan jika ginjal tidak lagi mengalami kerusakan dan sudah bisa bekerja dengan baik. Akan tetapi, untuk gagal ginjal kronis, kerusakan pada ginjal sangat jarang bisa disembuhkan sepenuhnya, sehingga penderitanya perlu melakukan cuci darah dalam waktu yang lama bahkan seumur hidupnya.

“Selama menjalani cuci darah, pasien harus banyak mengonsumsi protein dan membatasi asupan kalium, fosfor, dan natrium, termasuk natrium yang ada pada jus dan minuman energi. Terlalu banyak mineral dalam darah dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya,” jelasnya.

Selama prosedur cuci darah berlangsung, pasien diperbolehkan untuk melakukan kegiatan santai, seperti menonton televisi, membaca, atau tidur, tetapi harus tetap berada di tempat tidur.

“Dokter dan perawat kami akan memantau kondisi pasien secara berkala, sehingga pasien dapat memberitahukan kepada dokter ketika ada ketidaknyamanan yang dirasakan selama prosedur cuci darah, seperti mual dan kram perut,” katanya.

Pasien dapat langsung pulang setelah prosedur cuci darah selesai. Walaupun sudah cuci darah, pasien dianjurkan untuk tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat agar asupan cairan, protein, dan garam tetap seimbang.

“Untuk memastikan bahwa zat sisa metabolisme dan cairan berlebih terbuang dengan baik, dokter akan memantau kondisi pasien sebelum, selama, dan sesudah cuci darah.” Pungkasnya. (KA).