Kepala Desa Kertasari Desak Pemerintah Daerah Perhatikan Kebutuhan Pupuk, Bibit, dan Nasib Petani-Rumput Laut

Sumbawa Barat – Pemerintah Desa Kertasari Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan kebutuhan para petani dan nelayan di wilayahnya, terutama menjelang musim tanam jagung dan di tengah hilangnya komoditas rumput laut yang selama ini menjadi andalan ekonomi masyarakat. 

Kepala Desa Kertasari, Syarifuddin, S.I.P., menyoroti berbagai persoalan yang selama ini dikeluhkan warganya, mulai dari kelangkaan pupuk, kualitas bibit bantuan, hingga punahnya budidaya rumput laut di wilayah pesisir desa tersebut.

Menurut Syarifuddin, pemerintah desa saat ini tengah berupaya keras menyusun strategi agar persoalan pupuk tidak kembali terulang seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia menegaskan bahwa kebutuhan pupuk bagi petani di Kertasari harus menjadi perhatian utama, mengingat sektor pertanian menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat.

“Di Pemdes sekarang ini betul-betul berupaya bagaimana teknisnya untuk menghadapi musim tanam jagung nantinya supaya pupuk jangan seperti tahun-tahun kemarin itu. Jadi artinya pupuk itu betul-betul kita di sini tidak kekurangan,” tegas Syarifuddin saat ditemui di kantor desanya. Jum’at (10/10/2025).

Selain soal pupuk, Syarifuddin juga menyoroti kualitas bibit jagung bantuan dari pemerintah daerah yang dinilai kurang layak. Menurutnya, bibit yang dibagikan tahun sebelumnya banyak yang tidak tumbuh, sehingga menurunkan produktivitas dan menyebabkan kerugian bagi petani.

“Kalau memang ada bantuan dari pemerintah daerah terkait dengan bibit jagung, kalau bisa ya yang punya kelas lah sedikit. Jangan seperti kemarin itu, bibit bantuan banyak yang tidak tumbuh. Itu jelas mengurangi produksi dan petani mengalami kerugian,” ujarnya dengan nada tegas.

Syarifuddin menegaskan, kondisi tersebut tidak hanya berdampak pada hasil panen, tetapi juga menurunkan kepercayaan petani terhadap program bantuan pemerintah. Ia berharap agar setiap bantuan yang diberikan benar-benar melalui proses seleksi dan pengawasan ketat agar tepat guna dan tepat sasaran.

Di sisi lain, Kepala Desa Kertasari juga menyampaikan keprihatinannya atas hilangnya produksi rumput laut di wilayah pesisir desanya selama hampir satu tahun terakhir. Menurutnya, kondisi tersebut sangat memukul perekonomian masyarakat yang sebelumnya menggantungkan hidup dari sektor kelautan.

“Rumput laut di Kertasari sudah satu tahun ini betul-betul punah. Kita juga tidak tahu apa penyebabnya. Kalau dibilang faktor alam mungkin iya,” ujarnya.

Syarifuddin menilai perlu adanya langkah cepat dan konkret dari dinas terkait, baik Dinas Kelautan dan Perikanan maupun lembaga penelitian lingkungan, untuk menelusuri penyebab menurunnya kualitas air laut dan mengapa budidaya rumput laut tidak lagi bisa tumbuh seperti sebelumnya.

“Apakah kadar air laut Kertasari sekarang ini masih baik-baik saja atau sudah berubah. Karena masyarakat sudah sangat terdampak, dan ini butuh solusi, bukan sekadar laporan,” tambahnya.

Ia juga menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor antara pemerintah daerah, penyuluh pertanian, dan aparat desa untuk memastikan setiap permasalahan di lapangan mendapat penanganan yang cepat dan tepat. Menurutnya, desa tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan penuh dari kabupaten.

Dengan nada serius, Syarifuddin menegaskan bahwa aspirasi masyarakat Kertasari tidak boleh diabaikan. “Kami di desa mendengar langsung keluh kesah warga. Jadi kami minta pemerintah daerah untuk benar-benar mendengar dan bertindak, bukan hanya janji,” tuturnya.

Pernyataan tegas Kepala Desa Kertasari ini mencerminkan harapan besar masyarakat terhadap perhatian pemerintah daerah dalam menjaga ketahanan pangan dan keberlanjutan ekonomi pesisir. “Jika tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin petani dan nelayan di desa kami ini akan semakin terpuruk menghadapi musim tanam dan ketidakpastian hasil laut tahun ini.” Tutupnya. (Hen).