Kartu KSB Maju Perumahan Dinilai Timbulkan Kepahitan, Penerima Manfaat Terpaksa Tidur Beralaskan Tanah

Taliwang, Sumbawa Barat – Program Kartu KSB Maju Perumahan yang digadang-gadang mampu menyelesaikan persoalan rumah tidak layak huni di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), justru menyisakan kepahitan bagi sejumlah warga. Salah satu penerima manfaat, Yazid, warga Lingkungan Kenangan Bawah, RT 01 RW 03 Kelurahan Arab Kenangan, mengaku harus tidur berselimutkan langit dan beralaskan tanah setelah rumahnya dibongkar tanpa kejelasan bantuan.

Yazid mengungkapkan bahwa rumahnya dibongkar berdasarkan keyakinannya terhadap janji bantuan yang disampaikan langsung dalam pertemuan resmi yang melibatkan Dinas Perumahan dan Permukiman Rakyat KSB. Bahkan, Bupati Sumbawa Barat turut hadir dalam kegiatan di Hanipati tersebut, menegaskan bahwa dirinya akan menerima bantuan pada bulan itu juga.

“Saya dipanggil waktu itu di Hanipati. Hadir juga Bupati. Mereka bilang bulan ini saya terima bantuan. Bahkan saya sudah ditanya mau ambil barang di mana, dan titik pengambilannya sudah ditentukan,” jelas Yazid kepada media, Kamis (04/12/2025).

Berpegang pada keyakinan itu, Yazid memutuskan membongkar rumahnya agar proses pembangunan rumah layak huni dapat segera dimulai. Namun kenyataan berkata lain. Bantuan yang dijanjikan ternyata dialihkan ke tahun 2026, tanpa penjelasan yang memadai.

“Tempat saya ambil barang sudah ada, rumah sudah saya bongkar, tapi bantuan yang akan saya terima malah dialihkan ke tahun depan. Saya harus tidur di tanah sekarang, tidak ada lagi rumah untuk berteduh,” keluhnya dengan nada kecewa.

Menurutnya, kondisi ini membuat kehidupannya semakin berat. Tanpa ada atap, tanpa kasur, dan tanpa ruang untuk sekadar berlindung dari hujan maupun panas, Yazid hanya bisa berharap pemerintah kembali melihat langsung kondisi yang dialaminya.

Ia menuturkan bahwa tujuan relawan maupun petugas sebelumnya adalah agar rumahnya segera direhabilitasi. Namun perubahan keputusan secara tiba-tiba membuat dirinya kebingungan. “Saya terpaksa pasrah, tetapi saya mohon pemerintah memikirkan kondisi kami. Jangan sampai program ini justru menyengsarakan warga,” tambahnya.

Yazid juga mengungkapkan bahwa ia bukan satu-satunya yang mengalami ketidakpastian. Beberapa calon penerima manfaat lain disebutnya juga merasa was-was karena khawatir mengalami nasib serupa. “Kami ini menunggu kejelasan. Kalau memang dibantu, tolonglah tepat waktu. Jangan sampai rakyat kecil seperti kami jadi korban kebijakan yang tidak pasti,” katanya.

Lebih jauh, Yazid berharap pemerintah segera melakukan peninjauan ulang terhadap penerima manfaat yang sudah kehilangan tempat tinggal. Ia menegaskan bahwa program perumahan semestinya memberikan kenyamanan, bukan ketidakpastian.

 “Rumah saya sudah tidak ada. Mau saya bangun lagi pun tidak mungkin karena saya percaya pada janji pemerintah. Tolonglah perhatikan kondisi kami di bawah,” ujarnya.

Sebagai penutup, Yazid menegaskan bahwa dirinya masih menaruh harapan besar terhadap pemerintah KSB. Namun ia meminta agar setiap keputusan dipikirkan matang-matang, terutama menyangkut warga yang sangat bergantung pada janji bantuan. 

“Janji itu ditunggu rakyat. Kalau tidak ditepati, kami yang menanggung akibatnya. Mohon ada kepastian secepatnya,” tutupnya. (Hen).