Sumbawa Barat -- Semangat dua remaja asal Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) ini patut diapresiasi. Di tengah arus modernisasi dan gempuran budaya digital, mereka justru memilih jalan mulia: menjadi Hafizh Al-Qur’an 30 juz. Keduanya kini menimba ilmu di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Dalma Taliwang, yang berada di bawah naungan Yayasan Lukman Baharun, milik keluarga besar H. Lukman Baharun atau yang akrab dikenal masyarakat dengan sebutan Abah Luken.
Meskipun tergolong baru berdiri, TPQ Dalma telah menjadi wadah bagi para penghafal Al-Qur’an muda di Sumbawa Barat. Lembaga ini dibina langsung oleh Ustadz Enggo, seorang guru berpengalaman yang telah puluhan tahun aktif dalam dunia Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat kabupaten hingga nasional. Pengalaman panjangnya membuat banyak orang tua di KSB percaya menitipkan anak-anak mereka untuk dibina di bawah asuhannya.
Ustadz Enggo, yang dikenal rendah hati namun tegas dalam mendidik, menyampaikan rasa bahagianya melihat semangat para remaja yang masih mencintai Al-Qur’an. “Saya senang sekali masih ada anak muda seusia SMA yang mau memperdalam ilmu Al-Qur’an. Kehadiran mereka searah dengan niatan kami di TPQ Dalma, yaitu mencari bibit-bibit unggul putra asli KSB untuk dibina di bidang hafalan Qur’an,” ungkapnya saat ditemui di Taliwang, Selasa (7/10/2025).
Kedua santri yang dimaksud adalah Haykal Kamil asal Kelurahan Sampir dan Hadid Zaelan Rizky asal Kelurahan Dalam. Keduanya merupakan alumni pondok pesantren di Lombok dan telah membawa pulang hafalan masing-masing sebanyak 9 juz. Kini, mereka melanjutkan pendidikan di sekolah umum, yakni di Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sambil tetap memperkuat hafalan di TPQ Dalma setiap sore hari.
Menurut Ustadz Enggo, keberadaan dua remaja tersebut menjadi motivasi bagi santri lainnya untuk lebih giat dalam menghafal. Ia memuji keputusan orang tua mereka yang tetap mengarahkan anak-anaknya agar terus dekat dengan lingkungan Qur’an. “Saya pikir orang tua mereka sangat tepat mengirimkan anak-anaknya ke TPQ ini. Karena saya khawatir, tanpa bimbingan yang konsisten, hafalan yang sudah diperoleh bisa memudar. Dunia remaja penuh tantangan, dan hafalan itu perlu dijaga dengan pembinaan yang berkelanjutan,” tuturnya.
Ustadz Enggo juga menegaskan tekadnya untuk membimbing kedua santri tersebut hingga benar-benar mencapai target hafalan 30 juz Al-Qur’an. “Saya ucapkan bismillah, saya bertekad membina mereka bahkan sampai hafal 30 juz. Ini bukan hal mudah, tapi dengan niat tulus dan disiplin, insya Allah mereka bisa mencapainya,” ucapnya penuh keyakinan.
Lebih lanjut, ia menargetkan agar pada tahun depan, Haykal dan Rizky dapat tampil mewakili desa masing-masing dalam ajang Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat kabupaten pada cabang hafalan 10 juz. “Ini bagian dari pembinaan berjenjang. Kami ingin mereka punya pengalaman tampil dan berkompetisi, sekaligus memotivasi anak-anak KSB lainnya untuk ikut meneladani semangat mereka,” tambahnya.
Selain fokus pada hafalan, TPQ Dalma juga menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah, kedisiplinan, dan kecintaan terhadap ilmu agama. Menurut Ustadz Enggo, hafalan tanpa adab tidak akan sempurna. “Kami ingin melahirkan generasi Qur’ani yang bukan hanya hafal ayatnya, tapi juga mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Harapan besar pun disampaikan oleh Ustadz Enggo kepada seluruh masyarakat KSB agar mendukung gerakan mencetak hafizh-hafizh muda daerah. “Saya bermimpi suatu saat nanti, Bumi Pariri Lema Bariri ini dikenal sebagai daerah yang banyak melahirkan penghafal Al-Qur’an. Semoga Haykal dan Rizky menjadi langkah awal menuju cita-cita itu,” katanya penuh harap.
Dengan semangat dan bimbingan dari TPQ Dalma, langkah dua remaja tersebut menjadi inspirasi bagi generasi muda Sumbawa Barat lainnya. Mereka membuktikan bahwa di tengah derasnya arus perubahan zaman, semangat menghafal Al-Qur’an tetap hidup dan menjadi cahaya bagi masa depan daerah. (Hen).