Taliwang, Sumbawa Barat – Warga Desa Kertasari, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat kembali menyuarakan keresahan mereka atas munculnya asap hitam tebal yang keluar dari cerobong Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah tersebut. Asap hitam yang terekam dalam sebuah video dan beredar di media sosial itu menimbulkan berbagai tanggapan dan kritik dari masyarakat sekitar yang merasa terganggu oleh dampak polusi udara yang ditimbulkan.
Menurut keterangan warga, kondisi ini sudah terjadi berulang kali dalam beberapa bulan terakhir. Asap hitam yang diduga berasal dari proses pembakaran batu bara di mesin boiler PLTU tersebut, disebut-sebut telah menyebabkan debu hitam yang bila mana berkepanjangan dapat mengendap di atap rumah, halaman, hingga perabotan warga.
Salah seorang warga, Daeng Komar, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak pengelola PLTU yang dinilai kurang memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas operasionalnya. Ia menyebut, kondisi ini sudah cukup meresahkan dan menimbulkan rasa khawatir bagi warga sekitar.
“Kami di sini hampir setiap hari melihat asap hitam dari cerobong. Kalau kelamaan kemungkinan debunya bisa menempel di rumah, bahkan sampai ke air sumur. Sehingga, nantinya dapat menyebabkan anak-anak batuk, dan banyak warga akan mulai mengeluh sesak napas,” ujar Daeng Komar, Jum’at (10/10/2025).
Ia juga menambahkan bahwa warga berharap pemerintah daerah maupun instansi lingkungan hidup segera turun tangan untuk menelusuri penyebab munculnya asap tersebut. Menurutnya, pengawasan terhadap kegiatan industri seperti PLTU seharusnya dilakukan secara ketat dan berkelanjutan.
“Kami bukan menolak keberadaan PLTU, karena listrik memang penting. Tapi jangan sampai kesehatan masyarakat dikorbankan. Kami hanya minta pengawasan serius dan penegakan aturan lingkungan,” tambahnya.
Selain itu, warga mulai mempertanyakan kejelasan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari proyek PLTU tersebut. Menurut mereka, jika AMDAL benar-benar dijalankan sesuai aturan, seharusnya tidak akan ada emisi hitam yang mengganggu seperti sekarang ini.
“Kalau memang AMDAL-nya ada dan dijalankan, seharusnya ada alat kontrol yang memastikan emisi tidak melebihi ambang batas. Tapi kenyataannya, asap hitam masih sering keluar. Ini menandakan ada yang salah,” tegas Daeng Komar.
Lebih jauh, warga juga meminta agar dinas terkait, terutama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumbawa Barat, segera melakukan uji kualitas udara di sekitar area PLTU. Mereka menilai langkah tersebut penting untuk memastikan sejauh mana dampak pencemaran udara terhadap kesehatan masyarakat.
Keresahan ini semakin menguat setelah beberapa warga melaporkan mulai munculnya gejala gangguan pernapasan, terutama pada anak-anak dan lansia. Warga khawatir kondisi tersebut dapat memburuk bila tidak ada tindakan cepat dari pihak berwenang dan manajemen PLTU.
“Kami hanya ingin lingkungan yang bersih dan udara yang sehat untuk anak-anak kami. Kalau terus begini, siapa yang bisa menjamin kesehatan kami di masa depan?” kata Daeng Komar dengan nada prihatin.
Masyarakat berharap agar pihak PLTU dapat memberikan penjelasan terbuka kepada publik mengenai kondisi operasional dan langkah penanganan yang dilakukan untuk mengatasi masalah emisi tersebut. Transparansi dan tanggung jawab sosial perusahaan dianggap penting untuk menjaga kepercayaan warga.
“Menurut saya, keresahan warga Desa Kertasari menjadi cerminan pentingnya keseimbangan antara pembangunan energi dan perlindungan lingkungan. Pemerintah daerah diharapkan tidak menutup mata dan segera memfasilitasi dialog antara masyarakat, pihak PLTU, serta instansi terkait demi menemukan solusi yang berkeadilan bagi semua pihak.” Pungkasnya. (Hen).