Taliwang, Sumbawa Barat — Suasana karnaval peringatan Hari Lahir (Harlah) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) ke-22 tahun ini semakin semarak dengan hadirnya peserta dari berbagai kalangan, termasuk para santri Pondok Pesantren Darullughah Walhikmah Taliwang. Dengan semangat yang tinggi dan kreativitas yang luar biasa, para santri tampil penuh percaya diri membawa pesan moral dan spiritual dalam gelaran yang digelar di pusat kota Taliwang tersebut.
Peserta dari Pondok Pesantren Darullughah Walhikmah yang mendapat nomor urut 28 mengusung tema “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”. Tema ini, menurut Pendiri Pondok Pesantren Darullughah Walhikmah, H. Lukman Baharun, merupakan bentuk komitmen lembaga dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter dan spiritualitas yang kuat.
“Melalui tema ini, kami ingin mengajak masyarakat khususnya generasi muda untuk membiasakan diri dengan perilaku positif yang membangun karakter. Karena generasi emas masa depan harus tumbuh dari disiplin, kepedulian, dan spiritualitas yang kuat,” ungkap H. Lukman Baharun. Rabu (15/10/2025).
Dalam penjelasannya, H. Lukman menyebutkan bahwa tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat yang dimaksud mencakup bangun pagi, mandi bersih, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur tepat waktu. Semua kebiasaan ini, katanya, merupakan pondasi dasar untuk menciptakan generasi yang sehat jasmani, cerdas pikiran, dan kuat mental.
Lebih lanjut, H. Lukman menjelaskan bahwa Pondok Pesantren Darullughah Walhikmah senantiasa menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan kepedulian dalam kehidupan sehari-hari santri. “Pendidikan di pesantren bukan hanya soal ilmu agama, tapi juga pembentukan karakter dan kebiasaan hidup yang baik. Kami ingin santri menjadi teladan di masyarakat,” tuturnya.
Karnaval yang berlangsung meriah tersebut juga menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya lokal. Namun, penampilan para santri Darullughah Walhikmah mendapat perhatian khusus dari penonton. Mereka tidak hanya menampilkan kreativitas busana dan atribut sesuai tema, tetapi juga menyuguhkan pertunjukan hadroh yang menggugah semangat.
Para santri memainkan musik hadroh, kesenian tradisional Islam yang menggabungkan seni musik, nyanyian, dan irama rebana dengan lantunan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Alunan suara dan tepukan rebana yang kompak menciptakan suasana religius di tengah keceriaan karnaval.
“Hadroh ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana dakwah. Melalui musik dan sholawat, kami ingin menyampaikan pesan-pesan moral dan ajakan untuk selalu mencintai Rasulullah dan memperkuat keimanan,” jelas H. Lukman.
Masyarakat yang hadir di sepanjang rute karnaval terlihat antusias dan memberikan tepuk tangan meriah saat rombongan santri melintas. Banyak di antara mereka yang mengabadikan momen tersebut sebagai bentuk apresiasi terhadap kreativitas dan nilai edukatif yang dibawa para santri.
Di akhir wawancara, H. Lukman Baharun berharap kegiatan seperti ini terus dilestarikan dan dijadikan momentum untuk menumbuhkan semangat kebersamaan, cinta tanah air, dan keagamaan di kalangan generasi muda. “Kami ingin setiap langkah santri membawa manfaat bagi masyarakat. Semoga pesan positif dari tema yang kami usung bisa menginspirasi banyak orang,” pungkasnya. (Hen).