‎Pedagang di Relokasi Pasar Tanah Mira Taliwang Alami Kerugian Puluhan Juta, Ibu Rizkia: “Kami Dibiarkan Tanpa Keamanan” ‎

Taliwang, Sumbawa Barat — Relokasi sementara pedagang Pasar Tanah Mira Taliwang kembali menuai keluhan serius. Seorang pedagang pakaian, Ibu Ilif Rizkia Anisa, menjadi korban pencurian setelah barang dagangannya habis digasak maling di lokasi relokasi yang dinilai tidak layak dan tanpa fasilitas pengamanan. Kejadian ini menambah deretan permasalahan yang muncul sejak proses pemindahan pedagang dimulai akibat proyek pembangunan pasar tersebut.

‎Menurut penuturan Ibu Rizkia, kejadian itu terjadi ketika ia pulang ke rumah seperti biasa setelah menutup aktivitas berdagang. Namun, keesokan harinya ia terkejut mendapati seluruh dagangan berupa pakaian lipat hilang tanpa sisa. “Semua pakaian saya habis. Tidak ada satu pun yang tersisa. Kerugiannya sekitar lima puluh juta rupiah,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca saat ditemui media. Rabu (03/12/2025) pagi.

‎Ibu Rizkia menjelaskan bahwa kondisi lokasi relokasi yang disiapkan oleh pihak kontraktor sangat tidak layak untuk digunakan sebagai tempat berdagang. Para pedagang hanya diberikan satu petak kosong tanpa fasilitas keamanan sedikit pun. Bahkan, tidak tersedia pintu, teralis, atau pengunci untuk melindungi barang dagangan dari tindak kejahatan. “Kami hanya dikasih petak kosong begitu saja. Dinding seadanya, tanpa pintu, tanpa pengamanan. Bagaimana kami bisa merasa aman?” keluhnya.

Akibat minimnya fasilitas tersebut, banyak pedagang terpaksa menjalankan aktivitas perdagangan dalam kondisi apa adanya. Mereka harus menyimpan barang di di dalam bok berlapis triplek, sangat rawan pencurian, terutama pada malam hari ketika lokasi tidak dijaga. Beberapa pedagang bahkan memutuskan membawa pulang barang dagangan setiap hari karena takut mengalami nasib serupa.

‎Ibu Rizkia juga mengungkapkan bahwa dirinya sudah beberapa kali menyampaikan keluhan kepada pihak terkait, namun hingga kini belum ada solusi nyata yang diberikan. Ia menilai relokasi tersebut terkesan dilakukan secara terburu-buru tanpa mempertimbangkan aspek keamanan dan kenyamanan pedagang yang mencari nafkah di sana. “Kami digeser begitu saja, tapi keselamatan barang kami tidak dipikirkan. Kalau begini caranya, kami yang jadi korban,” ujarnya.

‎Sebagai korban, ia berharap pemerintah daerah maupun kontraktor proyek mengambil tanggung jawab penuh atas kerugian yang dialaminya. Menurutnya, kehilangan barang dagangan senilai puluhan juta rupiah tidak hanya memukul kondisi ekonomi keluarganya, tetapi juga membuatnya tidak bisa lagi melanjutkan usaha sementara waktu. “Saya mohon agar pemerintah mengganti kerugian kami. Ini bukan hanya kehilangan barang, tapi kehilangan mata pencaharian,” tegasnya.

‎Selain itu, Ibu Rizkia meminta relokasi pasar segera dievaluasi dan perbaikan keamanan dilakukan secepat mungkin untuk mencegah kejadian serupa menimpa pedagang lainnya. Ia berharap kasus ini menjadi perhatian serius agar para pedagang tidak lagi berjualan dalam kondisi penuh risiko. “Kami ini hanya mencari nafkah. Jangan sampai kami terus jadi korban gara-gara relokasi yang tidak siap,” pungkasnya.

‎Hingga berita ini dipublikasikan, Media Akurasi NTB News turut mendampingi Ibu Rizkia untuk melaporkan kasus pencurian tersebut ke Polsek Taliwang. Proses hukum kini sedang berjalan, dan pedagang berharap pihak kepolisian bisa segera mengungkap pelaku serta menindak tegas oknum yang meresahkan para pedagang di lokasi relokasi Pasar Tanah Mira.

‎Dengan adanya laporan resmi dan perhatian media, para pedagang berharap pemerintah daerah, kontraktor, serta pihak berwenang dapat segera turun tangan memperbaiki sistem keamanan di area relokasi. Mereka menegaskan bahwa pembangunan pasar baru tidak boleh mengorbankan keselamatan dan penghidupan para pedagang yang menggantungkan ekonomi keluarganya di sana. (Hen).