Sumbawa Barat -- Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, H. W. Musyafirin menghadiri Forum Smart City Nasional. Kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 12 Juni hingga 14 Juni 2023 di Ball Room Shangri-La Hotel, Kota Surabaya, Jawa Timur itu semakin memantapkan langkah Pemda KSB menuju kota cerdas berbasis teknologi.
Smart City atau kota cerdas ini merupakan satu di antara sekian banyak program prioritas Presiden RI, Joko Widodo melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Tahun 2022 lalu, daerah yang berada di ujung barat Pulau Sumbawa ini bersama 50 kota/kabupaten lainnya telah mendeklarasikan diri mendukung penuh program tersebut.
Dengan kata lain, KSB sebagai daerah yang akan menerapkan konsep ini dituntut harus memiliki inovasi berbasis tehnologi, kehadirannyapun tentu akan memberikan dampak signifikan terhadap layanan publik semua kalangan. Di tahun yang sama, komitmen serius Pemda KSB ini mendapat apresiasi Menkominfo. KSB diganjar penghargaan sebagai kabupaten yang berhasil menyelesaikan penyusunan master plan Smart City.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Teknologi Mochamad Hadiyana saat membuka Forum Smart City Nasional menyebut, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital seperti sekarang menuntut pemerintah segera bertransformasi.
Tranformasi digital, kata dia, adalah perubahan yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kinerja, efisiensi dan juga layanan publik diberbagai bidang.
‘’Smart City ini salah satu upaya mendorong adanya digitalisasi disemua sektor baik pemerintah kota maupun kabupaten se-Indonesia,’’ katanya.
Ia menegaskan, penggunaan teknologi digital melalui program Smart City seperti kecerdasan buatan, dapat memberikan solusi sekaligus menjawab berbagai tantangan daerah perkotaan maupun kabupaten seperti kemacetan, polusi udara, kesehatan, pendidikan dan layanan publik lainnya.
Smart City, menurutnya, dapat meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota/kabupaten.
‘’Gerakan Smart City merupakan bagian dari tranformasi digital, berkelanjutan dan inklusif,’’ paparnya.
Diakuinya, dari evaluasi terutama sejauh mana Indonesia mengadopsi dan mengeksplorasi teknologi digital yang mengarah pada tranformasi dalam praktek pemerintahan, modal bisnis dan masyarakat secara umum, ternyata masih tertinggal dibanding negara-negara lain.
‘’Tranformasi digital, percepatan pembangunan kota dan kabupaten cerdas merupakan satu-satunya cara untuk mengejar ketertinggalan ini,’’ pintanya.
Menurutnya, ada banyak manfaat yang didapat melalui gerakan Smart City. Di antaranya, mendukung pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), inklusif, kolobaratif guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengurangi dampak negatif urbanisasi dan mendorong ekonomi yang ramah lingkungan. Konsep dan gerakan kota cerdas juga mampu mengembangkan potensi lokal masing-masing daerah melalui pendekatan berbasis inovasi dan digitalisasi.
Smart City, lanjut dia, dapat menyesuaikan diri dengan karakteristik, kebutuhan daerah serta memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
‘’Smart City juga dapat membuka peluang investasi diberbagai sektor seperti infrastruktur digital, teknologi informasi dan komunikasi, energi terbarukan dan lainnya. Ini dapat menarik minat investor untuk menawarkan solusi cerdas yang efisien dan efektif,’’ urainya.
Penerapan smart city diakuinya memiliki tantangan. Keterbatasan anggaran, kurangnya infrastruktur digital, minimnya Sumber Daya Manusia (SDM), kurangnya kerjasama dan koordinasi antar kabupaten/kota serta ego sektoral menjadi masalah tersendiri. ‘’Solusinya, kabupaten/kota harus saling bersinergi dalam meningkatkan inovasi layanan publik. Kerjasama dan tukar pengalaman seperti temu nasional seperti ini akan mempercepat gerakan Smart City,’’ harapnya.
Kerjasama dan tukar pengalaman antar kabupaten/kota di Indonesia, tambahnya, dapat memanfaatkan potensi dan sumber daya dimasing-masing daerah serta mampu mendukung pembangunan berkelanjutan.
‘’Kolaborasi, sinergitas dapat menghindari tumpang tindih program, pemborosan anggaran serta ketidaksesuain visi dan misi dalam pengembangan Smart City ke depan,’’ tambahnya. (diskominfoksb)