Taliwang, Sumbawa Barat — Upaya serius Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dalam mengembalikan fungsi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Putih ke sistem pengelolaan ramah lingkungan kini menunjukkan hasil positif. Kepala UPTD Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KSB, Saiful Muslimin, SE, menjelaskan bahwa TPA Batu Putih yang sebelumnya rusak akibat kebakaran besar pada 2017, kini mulai kembali tertata dengan konsep pengelolaan terkendali atau control landfill.
Menurut Saiful, TPA Batu Putih awalnya dibangun pada tahun 2013 dengan sistem sanitary landfill, yaitu sistem pengelolaan sampah yang memperhatikan aspek lingkungan dengan pelapisan dan pengolahan lindi maupun gas metana. Namun, pada tahun 2017 terjadi kebakaran hebat yang merusak seluruh infrastruktur utama. Akibatnya, sejak saat itu pengelolaan sampah diubah menjadi open dumping atau pembuangan terbuka, yang menimbulkan berbagai dampak lingkungan.
“Pasca kebakaran tersebut, pengelolaan di TPA Batu Putih memang menurun drastis. Sistemnya berubah menjadi open dumping, dan itu berlangsung cukup lama. Akibatnya, kondisi TPA saat itu bisa dikatakan rawan dan jauh dari ramah lingkungan,” ungkap Saiful. Saat diwawancarai media, Rabu (05/11/2025).
Ia menuturkan, sejak dirinya mulai bertugas di Dinas Lingkungan Hidup pada tahun 2021, pihaknya perlahan berupaya membenahi sistem pengelolaan sampah tersebut. Mulai tahun 2023, penataan kembali timbulan sampah di TPA Batu Putih dilakukan secara bertahap. “Kami mulai dari yang sederhana dulu, seperti menata kembali area landfill, menyiapkan alat berat, dan memastikan sistem pengumpulan serta pembuangan berjalan lebih tertib,” tambahnya.
Saiful menjelaskan bahwa setiap hari TPA Batu Putih menerima sekitar 30 ton sampah dari tiga kecamatan, yakni Kecamatan Taliwang, Brang Rea, dan Brang Ene. Dengan volume sebesar itu, sementara luas lahan terbatas dan sebagian besar infrastruktur rusak, pengelolaan sampah menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya. Namun, dukungan Pemerintah Daerah KSB membuat proses perbaikan berjalan lebih lancar.
“Alhamdulillah, pemerintah daerah tidak tinggal diam. Secara bertahap kondisi TPA Batu Putih sekarang jauh lebih baik dibandingkan beberapa tahun lalu. Bahkan, saat ini kami sudah menghentikan sistem open dumping sepenuhnya dan mulai menerapkan sistem control landfill,” jelas Saiful.
Perubahan sistem ini dilakukan setelah DLH KSB menerima teguran dan sanksi administratif dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada awal 2025. Sanksi itu berisi perintah penghentian pengelolaan sampah secara terbuka. “Kami langsung tindak lanjuti dengan menghentikan open dumping dan menggantinya dengan kontrol landfill. Sekarang, setiap minggu sampah yang masuk ditutup dengan lapisan tanah, sesuai standar pengelolaan terkendali,” jelasnya.
Saiful menambahkan, sebagian besar poin teguran dari KLHK telah dipenuhi oleh pihaknya, baik dari sisi administratif maupun operasional. Hanya beberapa item yang masih dalam proses karena memerlukan penanganan lebih besar. Untuk itu, DLH KSB telah menyusun DED (Detail Engineering Design) revitalisasi TPA Batu Putih, yang saat ini dalam tahap penyelesaian laporan akhir.
“Ke depan, kami akan kembalikan lagi TPA Batu Putih ke konsep sanitary landfill seperti semula. Nantinya, air lindi akan diolah khusus agar tidak mencemari lingkungan, dan gas metana juga akan dimanfaatkan secara aman,” ujarnya.
Tak hanya itu, DLH KSB juga tengah menyiapkan sistem pengelolaan sampah terpadu di tingkat hulu. Saiful menjelaskan, sampah ke depan tidak langsung dibuang ke TPA, tetapi akan lebih dahulu dipilah dan diolah di TPS 3R, bank sampah, dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang akan dibangun. “Dengan begitu, proses pemilahan dan pengolahan bisa lebih efisien. Bahkan, dari situ nanti bisa muncul nilai ekonomi baru yang berpotensi menambah pendapatan asli daerah,” katanya optimistis.
Sebagai target jangka panjang, DLH KSB menargetkan pada tahun 2029, hanya 10 persen atau sampah residu yang masuk ke TPA Batu Putih. “Artinya, 90 persen sampah sudah dikelola, dipilah, dan dimanfaatkan sebelum sampai ke TPA. Itu arah besar pengelolaan sampah KSB yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tutup Saiful Muslimin. (Hen).
.png)
