Taliwang, Sumbawa Barat — Seorang karyawan di tambang Batu Hijau, berinisial G, mengalami kecelakaan lalu lintas yang diduga disebabkan oleh tumpahan batu bara di jalur menuju PLTU Kertasari. Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu, 25 September 2025 sekitar pukul 05.00 WITA, ketika G berangkat kerja dari kediamannya di Taliwang menuju gate Benete.
Dalam keterangannya kepada wartawan,
G menuturkan bahwa kecelakaan bermula ketika dirinya melintas di area Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di jalur menurun. Di lokasi itu, ia
melihat banyak tumpahan batu bara yang diduga berasal dari truk pengangkut
menuju PLTU Kertasari. “Saat mau belok kanan, saya refleks menekan rem karena
melihat tumpahan batu bara, tapi malah tergelincir dan terjatuh,” ungkapnya.
Selasa (28/10/2025).
Akibat kejadian tersebut, G mengalami luka serius dan dinyatakan patah tulang bahu. Kondisinya
memaksa ia menjalani perawatan intensif dan beristirahat total selama beberapa
minggu. “Saya dirugikan secara fisik karena tulang bahu saya patah. Secara
materi juga berat, karena sebulan tidak bisa bekerja dan otomatis tidak dapat
gaji,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengaku seluruh
tabungan habis untuk biaya perawatan. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari selama masa pemulihan, dirinya terpaksa meminjam uang dari kerabat.
“Saya sampai berhutang hanya untuk bertahan hidup. Itu sebabnya saya berharap
pihak PLTU Kertasari bertanggung jawab atas kejadian ini,” tambahnya.
Menurut penuturan warga sekitar,
tumpahan batu bara di jalur distribusi menuju PLTU Kertasari bukan hal baru.
Beberapa kali warga mengeluhkan kondisi jalan yang licin akibat serpihan batu
bara yang tercecer dari kendaraan angkutan. “Kalau hujan, jalan makin berbahaya
karena campuran air dan batu bara membuat permukaan jadi licin,” ujar salah
satu warga yang enggan disebut namanya.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran
terkait standar keselamatan transportasi material energi di wilayah
Sumbawa Barat. Jalur yang digunakan truk pengangkut batu bara melintasi area
pemukiman dan fasilitas publik, sehingga pengawasan dan pembersihan berkala
seharusnya menjadi tanggung jawab pihak perusahaan yang terlibat dalam rantai
pasok PLTU Kertasari.
Pemerhati lingkungan dan keselamatan
transportasi lokal juga menilai, kejadian ini perlu menjadi momentum bagi
pemerintah daerah untuk memperketat pengawasan lalu lintas angkutan batu
bara, termasuk penegakan aturan kebersihan jalan dan tanggung jawab
perusahaan dalam menjaga keamanan umum.
Dinas Perhubungan dan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa Barat diharapkan segera turun tangan untuk
melakukan investigasi bersama, agar diketahui secara pasti penyebab tumpahan
batu bara serta pihak yang bertanggung jawab. Laporan resmi dari hasil pemeriksaan
di lapangan sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di kemudian hari.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak
PLTU Kertasari belum memberikan keterangan resmi terkait insiden yang
menimpa Gupran maupun dugaan tumpahan batu bara di sekitar jalur distribusi.
Media ini masih berupaya menghubungi manajemen PLTU guna memperoleh klarifikasi
dan memastikan keseimbangan informasi.
Masyarakat berharap kejadian
tersebut tidak hanya menjadi perhatian sesaat, tetapi juga mendorong peningkatan
standar keselamatan operasional dan tanggung jawab sosial perusahaan, demi
menjamin keamanan pengguna jalan dan masyarakat di sekitar area industri energi
tersebut. (Hen).
.png)
