Taliwang, Sumbawa Barat — SMK Negeri 1 Taliwang melaksanakan kegiatan “Penyusunan Materi Uji/Perangkat Asesmen Bantuan Pemerintah Pelaksanaan Sertifikasi Murid Tahun 2025”, sebuah agenda penting yang digelar sebagai bagian dari program Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (Dit. SMK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kesiapan pelaksanaan sertifikasi murid SMK, agar standar kompetensi yang digunakan benar-benar selaras dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. Pelaksanaan sertifikasi murid diharapkan menjadi jembatan pengakuan resmi atas kemampuan siswa yang telah menyelesaikan pendidikan vokasi di bidang keahliannya masing-masing.
Dalam kegiatan pada hari Sabtu (11/10/2025) ini, hadir tiga narasumber utama dari lembaga dan sektor berbeda, yakni Muhammad Zainuddin dari LSP P1 SMKN 1 Selong, Badrul Islam dari PT Berlian Cahaya Bima, dan Made Yunita Hapsari dari LSP P3 ASTEKINDO/Tenaga Konstruksi Nasional. Ketiganya berbagi pandangan, pengalaman, dan strategi dalam penyusunan perangkat asesmen yang sesuai dengan standar BNSP dan kebutuhan industri masa kini.
Kepala SMKN 1 Taliwang, Muhammad Nasir, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan momentum penting dalam upaya menjadikan sekolah kejuruan sebagai lembaga pendidikan yang benar-benar mampu menghasilkan lulusan siap kerja. “Kami sangat bersyukur dipercaya oleh Direktorat SMK untuk melaksanakan kegiatan strategis ini. Penyusunan materi uji bukan hal sederhana, karena ini menyangkut kualitas sertifikasi murid yang nantinya akan menjadi bukti kompetensi profesional siswa SMK,” ujarnya.
Muhammad Zainuddin dari LSP P1 SMKN 1 Selong menjelaskan pentingnya keseragaman standar asesmen antar-SMK di Indonesia. Menurutnya, sertifikasi tidak hanya menilai kemampuan teknis, tetapi juga memastikan integritas dan profesionalisme calon tenaga kerja. “LSP berperan menjaga agar setiap sertifikat kompetensi yang diterbitkan memiliki bobot dan kredibilitas yang sama, di manapun murid itu berasal,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan dunia industri, Badrul Islam dari PT Berlian Cahaya Bima, menekankan pentingnya keterlibatan industri dalam setiap tahapan sertifikasi murid. Menurutnya, dunia kerja kini menuntut tenaga yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga adaptif dan berkarakter. “Keterlibatan industri seperti kami akan memastikan bahwa materi uji yang disusun tidak sekadar teori, tapi benar-benar sesuai dengan realitas lapangan,” katanya.
Dari sisi lembaga sertifikasi profesi nasional, Made Yunita Hapsari dari LSP P3 ASTEKINDO menilai bahwa sertifikasi murid merupakan bagian dari upaya pemerintah membangun sistem tenaga kerja bersertifikat yang terstandar secara nasional. “Sertifikat kompetensi ini menjadi pengakuan resmi negara terhadap kemampuan lulusan SMK. Dengan begitu, mereka tidak hanya diakui secara lokal, tapi juga siap bersaing di level nasional maupun global,” jelasnya.
Kegiatan ini juga menjadi ajang berbagi pengetahuan bagi guru-guru produktif di SMKN 1 Taliwang yang nantinya akan terlibat langsung dalam pelaksanaan asesmen sertifikasi murid. Melalui bimbingan para narasumber, peserta dibekali pemahaman teknis tentang penyusunan soal uji, penilaian berbasis kinerja, serta tata cara pelaksanaan uji kompetensi sesuai prosedur lembaga sertifikasi.
Kepala SMKN 1 Taliwang menambahkan bahwa kegiatan ini tidak
hanya menyiapkan perangkat asesmen, tetapi juga membangun kepercayaan diri bagi
guru dan siswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja. “Kami berharap, setelah
kegiatan ini, kualitas pelaksanaan sertifikasi di sekolah kami semakin
meningkat dan mampu mencetak lulusan yang tidak hanya siap kerja, tapi juga
berdaya saing tinggi,” pungkasnya. (Hen).