‎Perjuangan Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa Terus Digelorakan, Presidium Pastikan Gerakan Rakyat Akan Jadi Kekuatan Utama ‎

Taliwang, Sumbawa Barat — Semangat pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS) kembali berkobar. Presidium Aliansi Pulau Sumbawa Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menegaskan bahwa perjuangan panjang menuju provinsi baru tersebut akan terus digencarkan secara masif. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di Hotel Grand Royal Taliwang, Kamis (6/11/2025), menjelang pelaksanaan Rapat Akbar Nasional Percepatan Pembentukan PPS yang dijadwalkan berlangsung pada Senin, 10 November 2025 mendatang.

‎Presiden Aliansi PPS, Syahril Amin, menyampaikan apresiasi kepada seluruh media yang telah berperan aktif dalam menyebarkan informasi mengenai perjuangan pembentukan PPS. Ia menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar wacana sesaat, melainkan bagian dari perjalanan panjang selama dua dekade yang dilandasi semangat persatuan masyarakat Pulau Sumbawa.

‎“Proses pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa telah berlangsung selama 20 tahun. Semuanya berawal dari komitmen bersama para Bupati dan Ketua DPRD se-Pulau Sumbawa yang menandatangani kesepakatan pada tahun 2006,” ujar Syahril. Menurutnya, kesepakatan tersebut menjadi fondasi moral dan politik bagi perjuangan pembentukan PPS hingga saat ini.

‎Namun, perjalanan menuju terbentuknya provinsi baru itu sempat terhenti sejak tahun 2013, akibat kebijakan moratorium pemekaran daerah yang diberlakukan oleh pemerintah pusat di masa Presiden Joko Widodo. Meski begitu, semangat perjuangan tidak pernah padam. Presidium PPS terus mencari celah dan langkah strategis untuk memperjuangkan aspirasi rakyat Pulau Sumbawa melalui berbagai jalur konstitusional.

‎Syahril menegaskan bahwa perjuangan kali ini tidak hanya akan bergantung pada jalur eksekutif, tetapi juga melalui inisiatif legislatif. “Pembentukan PPS tidak hanya akan ditempuh melalui satu pintu eksekutif, tetapi juga lewat hak inisiatif DPR RI. Gerakan rakyat yang selama ini kami bangun akan menjadi kekuatan besar untuk mendorong proses ini di Senayan,” tegasnya.

‎Langkah ini, kata Syahril, diambil dengan mempertimbangkan pengalaman sukses pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat pada masa lalu, yang juga lahir berkat inisiatif anggota DPR RI. “Kita belajar dari sejarah. KSB dulu bisa terbentuk karena kerja sama dan kekuatan politik rakyat yang dikonsolidasikan dengan baik. Maka kini, PPS juga bisa lahir dengan strategi yang sama,” ujarnya optimistis.

‎Presidium bersama Komite Percepatan Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (KP3S) Pusat kini tengah mempersiapkan langkah konkret untuk memperkuat dukungan politik di tingkat nasional. Mereka juga aktif melakukan konsolidasi di seluruh wilayah Pulau Sumbawa — meliputi Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Bima, dan Kota Bima — guna memastikan partisipasi masyarakat semakin solid.

‎Syahril menambahkan bahwa perjuangan ini bukan hanya soal pemekaran wilayah, tetapi juga soal pemerataan pembangunan dan keadilan bagi masyarakat Pulau Sumbawa. “Selama ini pembangunan di NTB cenderung terpusat di Pulau Lombok. Kami ingin menghadirkan pemerintahan yang lebih dekat, lebih cepat, dan lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat Pulau Sumbawa,” ujarnya.

‎Menurutnya, gerakan rakyat yang kini tumbuh di berbagai lapisan masyarakat menjadi sinyal kuat bahwa momentum pembentukan PPS semakin mendekati kenyataan. Dukungan datang dari tokoh masyarakat, organisasi pemuda, akademisi, hingga lembaga adat yang menilai bahwa PPS adalah solusi untuk mempercepat kemajuan kawasan timur NTB.

‎“Dengan kekuatan rakyat dan dukungan hak inisiatif DPR RI, kami yakin PPS akan terbentuk. PPS harus jadi!” tegas Syahril Amin, yang disambut tepuk tangan para peserta konferensi. Ia menyebut bahwa Rapat Akbar Nasional yang akan digelar pada 10 November mendatang akan menjadi tonggak penting dalam sejarah perjuangan Pulau Sumbawa menuju status provinsi otonom baru.

‎Gerakan ini, tambah Syahril, bukan hanya perjuangan politik, tetapi juga perjuangan moral untuk memperjuangkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh masyarakat Pulau Sumbawa. “Kami tidak ingin hanya menjadi penonton di daerah sendiri. PPS adalah wujud dari kemandirian, keberanian, dan tekad masyarakat Pulau Sumbawa untuk berdiri di atas kaki sendiri,” pungkasnya.